Historical Notes on the Establishment of the Vihāra Siddharta

Cita-Cita Untuk Membangun Vihāra

Di masa tahun 90-an, istri saya dan saya suka mengunjungi Vihāra-Vihāra yang berada di Jakarta, Bandung, maupun Thailand. Kami sangat menyukai desain Vihāra tersebut, terutama ada Vihāra yang cukup besar dengan lahan yang luas di daerah Sunter, Jakarta. Selain desainnya yang sangat bagus, Vihāra tersebut juga membawa manfaat bagi kemajuan Buddha Dhamma di tanah air tercinta ini. Terinspirasi oleh hal tersebut, kami bercita-cita suatu saat ingin membangun Vihāra yang dapat memberikan manfaat baik untuk pengembangan Buddha Dhamma serta pelayanan dan pembinaan umat Buddha.

Seiring berjalannya waktu, pada awal tahun 2003, kami (lr. Soewandi dan lr. Ang Lia Saputra) mulai melakukan donasi makanan dan kebaktian di Vihāra Buddha Metta Arama yang pada saat itu dipimpin oleh Alm. Bhante Win Vijano, Mahāthera. Pada waktu itu, Alm. Bhante Win Vijano, Mahāthera beberapa kali berkunjung ke rumah kami di Jl. Kangkung, Kebayoran Lama, Jakarta.

Lebih kurang pada bulan Mei 2003, niat kami untuk membangun Vihāra mulai mendapatkan jalannya. Kami membeli tanah seluas 1.555 m2 dari sepupu saya yang bernama Wijaya Sunito. Tanah tersebut terlihat cukup bagus dan strategis dengan posisi yang cukup tinggi. Saya juga telah mendengar adanya rencana pembangunan jalan tol yang tidak jauh dari lokasi tersebut. Niat kami untuk membangun Vihāra di tanah ini juga kami sampaikan kepada papa saya, yaitu Alm. Ong Sun Lay, yang sangat senang mendengarnya.

Pada tahun 2006, secara kebetulan kami bertemu dengan Pak Titin Wiryawan (Alm.), guru Agama Buddha istri saya sewaktu di SMA. Pak Titin mengutarakan niatnya untuk mencari lokasi lahan untuk membuat Vihāra juga. Kami pun menawarkan tanah kami tersebut, dan pada tanggal 20 Agustus 2007, saya (lr. Soewandi) dan Pak Titin Wiryawan (Alm.) mendirikan Yayasan Siddharta, sekaligus kami menghibahkan tanah seluas 1.555 m2 atas nama Yayasan Siddharta.

sejarah1

Langkah-Langkah Awal Mewujudkan Cita-Cita

sejarah1

Sejak itu, kami mulai mengurus surat-surat yang berkaitan dengan izin mendirikan Vihāra, termasuk surat persetujuan dari warga dan umat Buddha di sekitar, surat persetujuan dari lurah, camat, dan surat rekomendasi dari FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). Semua langkah ini akhirnya menghasilkan surat IMB untuk Vihāra Siddharta. Selama proses pengurusan surat-surat tersebut, Alm. Pak Titin Wiryawan dibantu oleh Pak Mitra Endang, Pak Gui Men Hin, Pak Chandra Endang, Pak Wisiong dan istri, Pak Rt Zakaria, dan Ibu Erih.

Dengan terbitnya IMB Vihāra Siddharta, kami memulai pembangunan ruang serbaguna pertama (yang sekarang menjadi gedung kuṭi 3 Bhikkhu lantai). Karena kami merasa bahwa perkembangan pembangunan Vihāra Siddharta agak lambat, saya dan Alm. Pak Titin sebagai pendiri Yayasan merasa perlu untuk merubah susunan personal Yayasan Siddharta. Ternyata, perubahan dalam susunan personal Yayasan Siddharta ini mendapatkan respon positif, dan beberapa anggota Yayasan secara baik-baiknya menyatakan mundur dari susunan personal Yayasan Siddharta.

YM. Bhante Wongsin Labhiko, Mahāthera Menjadi Ketua Pembina Yayasan Siddharta

Pada tahun 2008 dan 2009, saya bersama dengan tim struktur dan pelaksana saya membantu YM. Bhante Wongsin dalam pembangunan Sekolah Dharma Widya di Sewan Rawa Kucing, Tangerang. Karena sering terjalin komunikasi dengan YM. Bhante Wongsin pada saat itu, saya pun berniat mengajak beliau untuk bergabung dalam Yayasan Siddharta. Hal ini saya komunikasikan terlebih dahulu dengan Alm. Pak Titin Wiryawan, dan beliau menyetujui gagasan saya tersebut.

Pada awal tahun 2010, YM. Bhante Wongsin beserta beberapa Bhikkhu datang pertama kali untuk melihat kondisi lokasi tanah Vihāra tersebut. Beliau merasa senang dan cocok dengan rencana pembangunan Vihāra tersebut. Saya dan Alm. Pak Titin Wiryawan selaku pendiri Yayasan Siddharta sepakat untuk memohon kesediaan YM. Bhante Wongsin Labhiko, Mahāthera sebagai ketua pembina Yayasan Siddharta.

Pada langkah-langkah awal, YM. Bhante Wongsin menunjuk YM. Bhante Subin sebagai ketua Saṅgha di Vihāra Siddharta. Pada bulan Juni 2010, diadakan acara Waisak yang pertama dengan Dhammadesanā oleh YM. Bhante Wongsin Labhiko, Mahāthera.

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Dhammasālā Vihāra Siddharta

sejarah2

Pada tanggal 5 Agustus 2010, kami melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Dhammasālā Vihāra Siddharta. Penanggalan 5-08-10 memiliki makna simbolis, di mana angka 5 mewakili Pañcasīla Buddhis, angka 8 melambangkan Delapan Jalan Utama, dan angka 10 mewakili Dasa Paramita. Tanggal ini sangat bermakna bagi Umat Buddha sebagai pedoman dan tuntunan.

sejarah2

Pembangunan Dhammasālā berjalan dengan baik dan lancar. Pada tanggal 9 Desember 2010, kami juga melaksanakan upacara naik Tiong Cit atau kayu Nok utama pada atap Dhammasālā. Desain Dhammasālā dibuat oleh istri saya, lr. Ang Lia Saputra, dengan gaya arsitektur Thailand sebagai penghormatan dan pengenangan kepada (ALM) YM. Bhante Win Vijjano, Mahāthera yang telah berjasa besar dalam pengembangan Buddha Dhamma di Tanah Air sejak tahun 1969 hingga beliau wafat pada tanggal 5 Mei 2005.

sejarah4

YM. Bhante Suksan, Mr. Sirichai, dan Anugrah Relik Suci Sang Buddha

sejarah4

Seiring berjalannya waktu, pada tanggal 22 April 2011, peran YM. Bhante Subin sebagai Ketua Saṅgha Vihāra Siddharta digantikan oleh YM. Bhante Suksan Santajito. Pada saat itu, YM. Bhante Suksan bersama dengan temannya, yaitu Mr. Sirichai dan Mr. Pamod, berniat untuk memohon anugerah Relik Suci Sang Buddha dari YM. Saṅgha Raja Thailand melalui Sekretaris Saṅgha Raja, yaitu Phra Thep Saraveti.

Pada tanggal 5 Mei 2011, kami (lr. Soewandi, Ang Lia Saputra, dan Felicia/anak kami) bersama dengan beberapa anggota Yayasan seperti Alm. Pak Titin Wiryawan, Pak Mitra Endang, Romo Kartika, Wakil Umat seperti Alm. Pak Ucik dan istri, Alm. Ibu Melan, Ibu Ingrijati, serta Wakil Donatur Pak Yusuf Tanjung dan istri, datang ke Bangkok. Di Suvarnabhumi Airport, kami dijemput oleh YM. Bhante Suksan, Mr. Sirichai, dan teman-temannya.

Pada tanggal 7 Mei 2011, sekitar jam 10 pagi, kami semua berkumpul di Vihāra Wat Bovorn/Bovornivet untuk menerima anugerah Relik dan Saṅgharaja Thailand melalui Sekretaris Saṅgha Raja, yaitu Phra Thep Saraveti. Kami semua merasa bahagia dan sangat bersyukur atas penganugerahan Relik Suci Buddha ini.

Acara Pūjā Relik Suci Sang Buddha dan Perayaan Waisak 2011

sejarah5

Kira-kira pukul 01.00 dini hari pada tanggal 1 Mei 2011, kami semua tiba kembali di tanah air bersama rombongan teman dari Thailand dan beberapa Bhikkhu Saṅgha dari Thailand. Pada pukul 09.00 pagi tanggal 8 Mei 2011, dimulailah acara Pūjā Relik Suci Sang Buddha yang merupakan anugerah dari Saṅgharaja Thailand, serta acara penuangan dan pembagian air Suci Relik. Umat Buddha sangat banyak yang datang dengan antusias mengikuṭi acara ini.

sejarah5

Perayaan Waisak kedua di Vihāra Siddharta diadakan pada tanggal 27 Juni 2011. Perapihan gedung Dhammasālā terus dilaksanakan, dan Bhante Suksan bersama Mr. Sirichai dan teman-teman dari Thailand berencana untuk menyumbangkan Rupang Buddha Jinarat dengan tinggi hampir 5 meter.

Pada tanggal 20 Februari 2012, setelah melalui proses yang cukup panjang di Bea Cukai yang diurus oleh Pak Mitra Endang dan anaknya (Manggala Putra), Rupang Buddha tersebut tiba di Vihāra Siddharta. Pada tanggal 26 Februari 2012, Mr. Sirichai dan Mr. Pamod datang untuk memulai pelapisan Rupang Buddha tersebut dengan Kimpo (Kertas Emas). Banyak umat Buddha yang sangat antusias berpartisipasi dalam dana pelapisan emas untuk Rupang Buddha yang cukup besar itu.

sejarah6

Peresmian Rupang Buddha Jinarat Setinggi 4.60 Meter

sejarah6

Dengan dihadiri oleh Duta Besar Thailand, Mr. Thana Thip Upatsing, untuk Indonesia, banyak Pembimas Buddha Tangerang Selatan, dan Para Bhikkhu Saṅgha dari Thailand serta teman-teman Umat Buddha Thailand yang dipimpin oleh Mr. Sirichai, diadakan acara Peresmian Rupang Buddha Jinarat yang besar dan mengagumkan ini pada tanggal 15 April 2012. Banyak Umat Buddha yang hadir pada saat acara peresmian Rupang Buddha ini. Rupang Buddha Jinarat ini diberi nama “Phra Sam Buddha Metta Pachalokkhanat.”

Untuk menyediakan tempat tinggal bagi para Bhikkhu senior (Para Luang Pho), Yayasan dan Dayaka Vihāra Siddharta sepakat untuk memulai pembangunan kuṭi Luang Pho pada bulan April 2013. Kemudian, pada bulan Oktober 2013, dimulailah pembuatan Altar untuk Persembahyangan kepada Dewa Brahma Sahampati (Phra Phom).

Kunjungan YM. Bhante Sripaññavaro, Mahāthera dan Acara Waisak 2557 BE/2013

sejarah8

Pada perayaan Waisak 2557 BE atau tahun 2013, Vihāra Siddharta sangat bersyukur karena diundang untuk dikunjungi oleh YM. Bhante Sri paññavaro, Mahāthera atas undangan dari YM. Bhante Suksan dan Ko Alim Sutrisno. Dhammadesanā pada saat itu disampaikan oleh beliau. Banyak yang telah dilaksanakan dan dibangun oleh YM. Bhante Suksan selama menjabat sebagai Ketua Saṅgha Vihāra Siddharta, dan kami, baik dari Yayasan maupun Dayaka Vihāra, sangat berterima kasih kepada beliau. Kemudian, posisi YM. Bhante Suksan digantikan oleh YM. Bhante Mahā Keattikun (Alm.) pada tanggal 4 Februari 2014.

sejarah8

Perayaan Waisak 2558 BE atau tahun 2014 dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2014 dengan Dhammadesanā oleh YM. Bhante Wongsin. Acara ini dihadiri oleh YM. Bhante Dhamma Vijayo, Mahāthera, para Bhikkhu Saṅgha, dan umat.

Kemudian, perayaan Khatina 2558 BE di Vihāra Siddharta diselenggarakan pada tanggal 19 Oktober 2014 dengan Dhammadesanā oleh YM. Bhante Wongsin. Pada tanggal 9 November 2014, diadakan peresmian atau Pratima Ruphang Dewa Brahma Sahampati/Phra Phom, yang dilaksanakan pada sore hari.

Untuk mengisi acara diskusi Dhamma di sebuah stasiun televisi RCTI pada tanggal 21 April 2015, kami melangsungkan sesi tanya jawab Dhamma di Vihāra Siddharta. Diskusi ini juga mencakup pertanyaan mengenai riwayat awal berdirinya Vihāra Siddharta dan perayaan Waisak 2015 atau 2559 BE, yang Dhammadesanā nya diisi oleh YM. Bhante Kamsai Sumano, Mahāthera.

sejarah9

Pembangunan Baktisala/Kwan Im Thang Vihāra Siddharta

sejarah9

Sesuai arahan dalam pelaksanaan Vihāra Siddharta yang memegang Prinsip Netralitas, yang ditandatangani bersama pada tanggal ………………., maka selain kegiatan Pembelajaran/Pembinaan yang diadakan di ruang Dhammasālā, Vihāra Siddharta juga menyediakan sarana Persembahyangan di Baktisala/Bio untuk menghormati Para Bodhisattva Mahāsattva dan para Sunbeng/para Dewata yang telah lama menjadi kepercayaan para pendahulu atau para leluhur kita. Tujuannya adalah agar tradisi atau budaya yang baik, positif, dan warisan tradisi leluhur kita tetap lestari dan dapat dipahami dengan baik.

Untuk hal ini, pada tanggal 20 September 2015 (menurut kalender Tionghoa tanggal 8-8-2565 BE jam 08.00 pagi), kami melaksanakan Upacara Peletakan Batu Pertama pembangunan Baktisala/Kwan Im Thang di Vihāra Siddharta. Upacara peletakan batu pertama ini dihadiri oleh saya (lr. Soewandi selaku Pembina Yayasan), Bapak Guin Men Hin, Romo Nanda, dan Pak Mitra dari Yayasan Vihāra Siddharta, serta para Bhikkhu Saṅgha, Bapak Tjun Siang, dan beberapa umat. Pada hari Minggu, tanggal 1 November 2015, sekitar jam 08.30 pagi, kami dapat melaksanakan Upacara Naik Tiong Cit/Nok Utama Bakti Sala Kwan Im Thang.

Kunjungan Luang Pho Boon Phin, Luang Pho Wen, dan Luang Pho Luan ke Vihāra Siddharta

sejarah10

Di tahun 2015, kita juga sangat bersyukur karena Vihāra Siddharta dikunjungi oleh Luang Pho Boon Phin, yang merupakan guru dari YM. Bhante Mahā Keattikun (Alm) dan YM Bhante Ole. Pada awal bulan Maret 2016, tepatnya tanggal 6 dan 7, Vihāra Siddharta menerima kunjungan dari Luang Pho Luan. Saat itu, beliau meluangkan waktu untuk memberikan Blessing pada Baktisala yang baru saja selesai dibangun.

sejarah10

Pada tanggal 20 Maret 2016, hari Minggu (lelaki Tanggal 12-2-2567), diadakan acara peresmian Baktisala/Kwan Im Thang Vihāra Siddharta. Acara ini melibatkan pembacaan Paritta dan Blessing oleh Bhikkhu Saṅgha, pembacaan Keng (Mantra Suci), dan Kai Kuang oleh Suhu Chang Chen (Suhu Virya). Acara tersebut diakhiri dengan pertunjukan Barongsai dan acara Ramah Tamah (Cia Peng An).

Untuk merayakan Waisak 2560 BE, perayaan diadakan pada tanggal 12 Juni 2016. Acara ini melibatkan Dhamma desana yang dipimpin oleh YM. Bhante Dhammosubho, Mahāthera, dengan dimulai oleh Pindapata yang dipimpin oleh beliau, diikuti oleh YM. Bhante Mahā Keattikun (Alm), dan para Bhikkhu Saṅgha lainnya.

sejarah11

Mengunjungi Mr. Sirichai di Bangkok bersama (Alm.) YM. Bhante Mahā Keattikun dan Pak Yungki

sejarah11

Setelah lebih dari 4 tahun tidak bertemu dengan Mr. Sirichai dan teman-teman kami dari Thailand, pada bulan September 2016, kami sekeluarga beserta Ko Yungki dan YM. Bhante Maha Keattikun (Alm) mengunjungi Mr. Sirichai di Bangkok. Kami juga diajak untuk mengunjungi tanah/tempat di mana beliau akan membangun Vihāra di daerah Nakhon Pathom, dekat Kota Bangkok.

Sebagai balasan kunjungan dari Mr. Sirichai, Mr. Pamod dan teman-teman, serta dua Bhikkhu Saṅgha, yaitu YM. Phra Chiti dan YM. Phra Phavananuyok, datang ke Vihāra Siddharta pada tanggal 10 Maret 2017. Dari Vihāra Siddharta, rombongan kami bersama Bhante Maha Keattikun (Alm) kami antarkan ke Jawa Tengah untuk mengunjungi Candi Plaosan dan Candi Prambanan. Malam harinya, kami menginap di Vihāra Bhante Win/Vihāra Borobudur. Keesokan paginya, kami mengunjungi Candi Borobudur, dan sore harinya, kami kembali ke Jakarta. Esok harinya, setelah sempat mampir ke Vihāra Buddha Metta Arama, rombongan dari Thailand akhirnya berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta untuk kembali ke Bangkok.

Peletakan batu pertama pembangunan gedung SM Buddhis Vihāra Siddharta

sejarah12

Dihari Minggu, tanggal 16 April 2017 dilangsungkan Upacara Peletakan Batu Pertama Gedung SM Buddhis Vihāra Siddharta yang dipimpin langsung oleh YM. Bhante Wongsin. Pada perayaan Waisak 2561 BE, tanggal 14 Mei 2017, Vihāra Siddharta menerima kunjungan Luang Pho Wen (73 tahun) dari Wat Pha Nong Nok, Kot Thailand, dengan Dhammadesanā disampaikan oleh YM. Bhante Wongsin. Di dalam Baktisala/Kwan lm Thang yang telah diresmikan pada tanggal 20 Maret 2016, Vihāra Siddharta menerima sumbangan papan nama dari P. Han yang diukir dari kayu berkualitas bagus dan berumur cukup tua. Peresmian papan nama ini diadakan pada tanggal 5 Juni 2017.

sejarah12
error: Alert: Content is protected !!